Rabu, 17 Maret 2010

pertemuan ke empat manajemen keuangan

Pertemuan 4
Manajemen keuangan
Sebelum melakukan pembuatan sebuah proyek dan atau membangun sebuah gedung anak cabang perusahaan) sebaiknya pihak manajemen perusahaan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Studi kelayakan atau feasibility study, meliputi penilaian kelayakan usaha dan melibatkan metodologi ilmiah. Menilai kelayakan usaha terdapat kekomprehensifan dari aspek fungsi manajemen dan aspek lingkungan eksternal. Pada penggunaan metologi ilmiah, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan. Dalam metode ilmiah meliputi prosedur pengambilan keputusan, validitas data, serta landasan teoritis yang didalamnya terdapat aspek analisis market, finansial lingkungan sekitar, human resourches dan operasonal production.
Ada 3 aspek yang mesti diperhatikan dalam melakuan studi kelayakan, yang pertama adalah segmentation, yaitu pengambilan rata-rata kondisi finansial masyarakat sekitar yang diambil dari data BPS. Hal ini dilakukan agar pembangunan anak cabang perusahaan dapat disesuaikan dengan kondisi finansial masyarakat agar setelah anak cabang perusahaan itu telah berhasil didirikan, kemungkinan untuk terjadinya kerugian karena finansial masyarakat sekitar menjadi lebih kecil. Aspek yang kedua adalah target, dalam penganalisisan target terdapat 3 hal yang harus diperhatiakan yaitu wilayah, aksesibilitas dan kemampuan lembaga. Wilayah untuk pembangunan gedung baru haruslah dianalisis, misalnya saja ketika kita ingin membangun gedung yang isinya terdapat produk –prroduk yang cukup mahal dan hanya mampu dibeli oleh kalangan menengah ke atas, pihak manajemen hendaknya membangun gedung tersebut di wilayah yang sebagian besar di huni oleh masyarakat yang memiliki kemampuan fiannsial menengah ke atas. Sedangkan aksesibilitas merupakan hal penunjang yang cukup efektiv, karena apabila letak gedung sesuai dengan jalan yang sering dan mudah dilewati oleh para pengguna jalan, maka kemungkinan akan ramai dan berkembangnya anak cabang itu akan sangat besar. Yang selanjutnya dalam target adalah kemampuan lembaga, misalnya adalah ketika akan meamasang iklan di majalah ataupun media massa lainnya, pihak manajemen harus memperhatikan kemampuan dari usaha yang akan dibangun, apabila usaha tersebut hanya mampu dilingkup yang kecil, maka sebaiknya perusahaan tersebut memasang di majalah atau media massa local saja yang hanya beredar di lingkungan yang akanmenjadi target perusahaan tersebut. Aspek yang ketiga adalah positioning, dibagi menjadi dua yaitu fisik dan nonfisik.
Dalam studi kelayakan terdapat 4 komponen yang harus diperhatikan, sering dikenal dengan sebutan 4P. yang pertama adalah pasar, pasar adalah kebutuhan masyarakat yang tidak pernah ada habisnya maksudnya adalah sepanjang hidup manusi pasti memerlukan pasar untuk memenuhi kebutuhannya. Di dalam pasar terdapat marketing , price, place, promotion dan public relation, semua itu harus di analisis agar sesuai dengan kesiapan masyarakat menerima pasar tersebut. Komponen yang kedua adalah perusahaan, terdir dari badan hukum, financial (owner, perbankan/mengambil modal dari bank-bank yang mau bekerjasama, pasar modal, dan lain-lain), dan struktur organisasi atau sumber daya manusia yang qualified dibidangnya masing-masing. Komponen yang ketiga adalah pesaing, kita harus melihat tingkan kekompetitifan kita denga pesaing, hendaknya kita sedikit membuat perubahan dan melakukan penelitian pasar agar produk yang kita buat dapat laku keras dipasar. Dan komponen yang terakhir adalah perubahan, sering kali perubahan zaman dan gaya hidup masyarakat menjadi hal yang sangat dominan untuk membuat perubahan, karena sesuai dengan fungsi produsen yaitu memebuhi kebutuhan konsumen dengan sebaik-baiknya.
Fungsi studi kelayakan antara lain adalah : planning, sebagai penunjuk arah akan dibagaimanakan perusahaan tersebut; forecasting, peramalan kejadian di masa yang akan dating; informating, memberikan info tentang apa, mengapa, siapa, bagaimana, dimana dann kapan pembangunan usaha tersebut dilakukan; evaluating, pengambilan keputusan mengenai jadi atau tidaknya usaha itu didirikan; dan yang terakhir adalah research atau prediksi secara general.
Adapun pihak yang memanfaatkan studi kelayakan antara lain adalah ; investor, kreditor, managemen perusahaan, pemerintah-masyarakat dan tujuan pembangunan itu sendiri.

pertemuan ke tiga manajemen keuangan

Pertemuan ketiga
Manajemen keuangan
Dalam pertemuan kali ini, mahasiswa manajemen pendidikan fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Jakarta regular angkatan 2008, pada mata kuliah manajemen keuangan diharuskan memahami dan mampu menganalisis standar pembiayaan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan undang undang yang telah dietapkan oleh pemerintah yang mengatur sumber pembiayaan pendidikan mengatakan bahwa mulai dari waktu disahkannya undang undang tersebut, maka telah resmi penganggaran 20% dari RAPBN untuk biaya pendidikan. Peraturan mengenai sumber pembiayaan terdapat dalam undang undang No.20 tahun 2003, pasal 46.
Ada tiga prinsip sumber pembiayaan pendidikan, yang pertama adalah keadilan; keadilan yang di terapkan pada prinsip pembiayaan adalah tidak sama rata, maksudnya adalah tidak semua peserta didik diberikan bantuan biaya pendidikan dengan jumlah yang sama. Ada yang diberikan lebih banyak, da nada juga yang diberikan lebih sedikit nominalnya, bahkan ada juga peserta didik yang tidak diberikan sama sekali , itu semua dilihat dari hasil analisis latar belakang finansial peserta didik.
Prinsip yang kedua dalam sumber pembiayaan pendidikan adalah kecukupan; kecukupan memiliki arti yang cukup luas, namun pada prinsip sumber pembiayaan dana pendidikan adalah memberikan bantuan dana sesuai dengan kebutuhan siswa, tidak berlebih dan mubazir. Hal ini dilakukan karena berhubungan dengan prinsip sumber pembiayaan yang ketiga yaitu keberlanjutan. Biaya pendidikan masing-masing siswa dihitung berdasarkan angka maksimal kebutuhan siswa tersebut, kemudian setelah hasil unit cost setiap peserta didik telah ditemukan maka pemerintah dapat langsung memberikan bantuan kepada peserta didik tersebut.
Prinsip yang terakhir dalam sumber pembiayaan pendidikan adalah keberlanjutan, seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa dana bantuan akan diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maksudnya adalah agar dana tersebut selalu dapat membantu kapanpun diperlukan karena pendidikan bukan hanya untuk hari ini melainkan untuk esok dan seterusnya. Jadi pemberian bantuan kepada peserta didik akan terus berlanjut selama peserta didik tersebut bersekolah.
Dalam dunia pendidikan, bantuan dana pendidikan sering dikenal dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Bos diberikan oleh pemerintah setiap tahunnya berdasarkan laporan dan permintaan setiap sekolah di setiap daerah. Ada beberapa aturan mengenai pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), yang pertama adalah sekolah dibolehkan untuk memungut hanya jika uang sekolah lebih besar dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan dilarang memungut apabila uang sekolah sama dengan atau lebih kecil dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Pihak sekolah diwajibkan membuat laporan dan audit mengenai pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) agar pihak pemerintah dapat mengevaluasi hasil dari pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), hal ini juga memudahkan pihak sekolah untuk mengajukan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk periode berikutnya.
Selain prinsip sumber pembiayaan dana pendidikan, juga ada prinsip pengelolaan dana pendidikan. Yang pertama adalah keadilan, setiap sekolah berhak menerima dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sesuai dengan jumlah yang diajukan, walaupun demikian pemerintah juga memiliki hak untuk menganalisis penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) agar teidak terjadi kesalahan dalam pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tersebut.
Prinsip pengolaan yang kedua adalah efesiensi, tentunay dalam setiap pembiayaan prinsip efisiensi selalu ada dan diperhatikan, karena dengan diberikan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) bukan berarti pihak sekolah bias dengan seenaknya membuat rancangan anggaran utnuk pengembangan sekolah, karena pihak pemerintah juga harus memperhatikan titik keefektivan dari pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tersebut.
Prinsip yang ketiga adalah transparansi, semua penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) harus transparan tidak ada yang bias ditutup-tutupi dari pihak luar sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sekolah yang bersangkutan berhak mengetahui bagaimana proses pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tersebut.
Prinsip yang terakhir adalah akuntabilitas public, pihak sekolah dan pemerintah harus mempertanggungjawabkan segala hal dan laporan mengenai pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) kepada masyarakat.

pertemuan ke dua manajemen keuangan

Pertemuan ke 2
Manajemen keuangan
Dalam manajemen keuangan, terdapat tiga sumber keuangan yang terdiri dari modal pemilik, pinjaman dan investasi. Modal pemilik berarti modal tersebut merupakan milik pribadi dari orang yang ingin membuka usaha tersebut, yang di korbankan dengan penuh untuk memulai usaha itu. Pinjaman berarti, sumber modal tersebut bersumer dari dana orang lain yang digunakan untuk memulai usaha baru dan akan diganti suatu saat nanti setelah usaha tersebut mencapai break even point. Sumber keuangan investasi merupakan uang yang disetor ke banj dalam jangka waktu yang telah ditentukan, dan akan diambil di kemudian hari sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang telah disepakati antara pihak bank dan pemilik dana investor tersebut.
Ada dua jenis dana pengeluaran dalam manajemen keuangan, yang pertama adalah dana operasional yaitu dan yang dikeluarkan ketika usaha itu berlangsung, di luar dari dana pada saat perencanaan dan lainnya. Dana pengeluaran yang ke-dua adalah dana inverstasi, dana investasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan membangun gedung untuk pengembangan usaha dan meletakkan uang di ban, agar dana investasi tersebut dapat tersimpan dengan aman.
Dalam dunia bisnis, terdapat tiga macam bisnis, yaitu : service bussines (bisnis jasa); Trade Bussines (Perdagangan); manufacture bussines (Barang Setengan jadi). Dalam dunia bisnis, adanya laba sangatlah diperlukan, oleh karena itu ada istilah “Laba yang diharapkan”, maksudnya adalah laba yang diperoleh dari hasil penjualan tetapi belum merupakan laba actual. Pada umumnya, para pengusaha hanya memiliki satu jenis bisnis saja, namun tidak sedikit juga perusahaan yang bergerak dalam tiga bidang tersebut sekaligus. Contohnya adalah Toyota, selain sebagai service bussines, perusahaan tersebut juga begerak dibidang Trade bussines dengan mobilnya dan manufacture bussines dengan suku cadang dan lain sebagainya.
Ada bebepara bentuk perusahan dalam duni perdagangan, yang pertama adalah Privat Bussines, yaitu bisnis yang dimiliki oleh satu orang sebagai pimpinannya. Yang kedua adalah Firma, yaitu ada kata Partner dalam penulisan perusahaan. Partner menjadi orang yang bertanggungjawab kepada seluruh orang yang terdapat pada perusahaan tersebut. Yang ketiga adalah CV (Perseroan Comanditer), pada jenis bisnis ini partner hanya membagi/meletakkan modal saja, tanpa harus turut serta bekerja secara operasional dalam perusahaan. Yang terakhir adalah P.T. (perusahan terbatas), yaitu jenis bisnis yang di dalamnya terdiri dari beberapa saham. Pemegang saham yang tidak mengurus perusahaan, bertanggungjawab hanya sebatas nilai saham yang ditamkan. Dan tidak wajib untuk bertanggungjawab kepada keseluruhan urusan perusahaan.
Transaksi adalah, kejadian yang dilakukan oleh dua piha atau lebih yang berakibat pada perubahan nilai pada dua account atau lebih, yang dapat dinilai dengan uang. Dalam manajemen keuangan terdapat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang bernilai keuangan, menggambarkan dan berpengaruh pada account.
Tugas utama seorang manager keuangan adalah mencari uang (sumber keuangan) baik itu dari modal pribadi, pinjaman, masyarakat, bank dll.