Pertemuan 7 manajemen peserta didik
MANAJEMEN KELAS
Yang dimaksud dengan manajemen kelas adalah jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Manajemen kelas berkaitan dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, yang didalamnya terdapat mencakup pengaturan peserta didik dan fasilitas penunjang.
Ada beberapa masalah dalam manajemen kelas yang dapat mengganggu kelancaran dalam pengorganisasian kelas serta kegiatan belajar mengajar. Masalah dalam manajemen kelas dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu masalah individual dan kelompok. Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh masing-masing peserta didik secara sendiri-sendiri, misalnya adalah ; perilaku mencari perhatian, biasanya orang ini dengan segala cara akn mencari perhatian dari seorang pendidik sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar di kels ; perilaku menunjukkan kekuatan, untuk peserta didik yang satu ini adalah salah satu pemanfaatan skill yang salah dalam dirinya, yaitu dengan kepandaiannya atau dengan segala apa yang dimilikinya dia berusaha untuk memperlihatkan seluruhnya kepada setiap orang yang ada di dalam kelas ; selanjutnya adalah perilaku menunjukkan balas dendam, tindakan ini jelas mengganggu aktivitas belajar mengajar di dalam kelas ; peragaan ketidakmampuan, jika semua siswa atau sebagian siswa menunjukkan peragaan tidak mampu maka akan sulit bagi guru untuk memberikan materi dengan tanggapan siswa yang seperti itu. Yang selanjutnya adaah masalah kelompok, yang pertama adalah ; kelas kurang kohesif, mereka membuat kelompok-kelompok kecil berdasarkan perbedaan jenis kelamin, asal daerah, suku dan lain sebagainya sehingga pengajar mengalami kesulitan dalam mengkolaborasikan mereka menjadi sebuah pribadi dalam pengajaran yang sama ; penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kesepakatan, hal ini sangt menjadi masalah di dalam manajemen kelas, karena peraturan yang disepakati sendiri saja masih dapat dilanggar, bagaimana dengan peraturan yang hanya ditetapkan oleh seorang pengajar ; kelas mereaksi secara negativ terhadap seseorang anggotanya, maksudnya adalah negativ thinking dalam kelas sangtlah tinggi, mereka menuduh orang seenaknya dengan bukti yang kurang jelas. Selain itu dengan reaksi negativ yang ditunjukkan oleh beberapa orang di dalam kelas dapat membuat peserta didik tersebut merasa dikucilkan sehingga dapat memperlambat proses pembelajaran di dalam kelas ; kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang telah digarap ; semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair ; kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, maksudnya adalah siswa akan dengan mudah menjadikan pergantian suasana sebagai kendala karena terlalu sering beradapan dengan hal yang sama namun ketika mengalami sedikit saja perubahan maka kelompok siswa tersebut akan sangat terganggu dengan perubahan itu sendiri.
Selain itu kita harus melakukan pendekatan manajemen kelas. Ada beberapa metode dalam melaksanakan pendekatan manajemen kelas ; yang pertama adalah dengan cara otoriter yaitu dengan cara mengawasi siswa dengan sedikit aturan yang menuntut ; selanjutnya dengan intimidasi yaitu menertibkan dengan cara intimidasi siswa ; selanjutnya adalah dengan cara permisif yaitu memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakuakn oleh siswa asalkan untuk kebaikan guru hanya memantau dari jarak jauh dengan apa yang dilakuakn siswa ; resep masakan yaitu mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Rabu, 25 November 2009
Jumat, 13 November 2009
PERTEMUAN 6
SELEKSI, PENEMPATAN DAN ORIENTASI
Sebelum memasuki materi perkuliahan, pak amril terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada masing-masing mahasiswa untuk mengungkapkan keinginan mereka ketika memiliki sebuah lembaga pendidikan ataupun lembaga lainnya. Ada banyak yang mengungkapkan keinginan-keinginan mereka dalam melaksanakan seleksi, penempatan dan orientasi.
Pak amril pertama kali menjelaskan mengenai pengertian dari seleksi itu sendiri. Seleksi adalah serangkaian langkah yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar dapat diterima atau tidak berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh pelamar. Caranya adalah dengan memadukan kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Hal yang terpenting sebelum melaksanakan seleksi adalah beberapa aspek tujuan dari poses seleksi tersebut harus sangat jelas, dari mulai jenis sekolah yang akan dibuat seperti apa, konsep dan lain sebagainya.
Selanjutnya bebrapa tantangan yang terdapat dalam seleksi yang dapat membuat proses seleksi menjadi tidak mulus seperti ; supply yaitu jumlah siswa yang hendak dicapai, ethis dan organisasi. Tantangan dalam supply adalah seringkali penyelanggara seleksi tidak memperhatikan ketersediaan calon peserta didik, hanya memperhatikan kondisi sesaat, maksudnya adalah penyelenggara menganggap bahwa keadaan dan ketersediaan peserta didik akan selalu sama dari tahun ke tahun. Dalam hal ini akan timbul beberapa dampak positif dan negativnya; positivnya adalah dapat membuat banyak pelamar yang datang, makin banyak pelamar memungkinkan dapat memilih peserta yang lebih baik. Sedangkan dampak negativnya adalah jika semakin banyak pelamar maka pekerjaan dibagiann administrativ semakin bertambah, waktu yang dibutuhkan semakin lama untuk dapat menentukan peserta yang kompeten untuk masuk, sumber daya untuk melakukan proses seleksi semakin banyak serta biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak juga. Yang kedua adalah tantangan ethis; kesetaraan gender, maksudnya adalah apakah sekolah tersebut hanya menerima peserta didik perempuan atau laki-laki saja. Sangat penting untuk boarding school, karena hal ini dapat berdampak terhadap penyediaan sarana ; misalnya adalah peyediaan kamar mandi harus lebih banyak apabila boarding school tersebut menerima murid perempuan dalam kesehariannya. Tantangan selanjutnya dalam tantangan ethis adalah family sistem atau sering dikenal dalam istilah KKN, karena seringkali ditemukan penerimaan peserta didik bukan karena hasil objektiv tes melainkan melalui hubungan kekerabatan dengan pemilik sekolah, adanya sogokan dan surat sakti atau surat referensi memaksa dari pimpinan sekolah tersebut. Selanjutnya adalah trasparansi; semakin baik nama sekolah maka semakin besar tuntutan untuk melakukan transparansi untuk menjaga nama baik sekolah tersebut. Selanjutnya adalah formalitas pembuktian ; ini bertujuan agar orng atau pihak luar yang lain menganggap bahwa proses seleksi benar-benar dijalankan sesuai dengan prosedur yang ada. Ketiga adalah tantangan organisasional; dari segi visi dan misi sekolah itu sendiri, keterbatasan sarana sekolah, pembiayaan proses seleksi, alokasi waktu yang terlalu lama yang dapat membuat kurang efisiennya proses seleksi, materi layanan dan sumber daya manusia.
Langkah-langkah dalam proses seleksi adalah sebagai berikut ; yang pertama adalah seleksi administrativ, yaitu untuk mengetahui apakah secara administrativ persyaratan dari peserta didik telah dipenuhi mencakup ; pengisisan formulir, bukti pembayaran, seleksi kelengkapan dokumen pendukung dan ketentuan lain yang lebih spesifikasi yang ditentukan oleh masing-masing sekolah.
Yang kedua adalah prosedur tes-tes dalam seleksi, maksudnya adalah dalam proses seleksi harus dilakukan beberapa tes untuk dapat membuktikan seberapa jauh kompetensi peserta didik yang akan melamar disekolah tersebut. Alat tes harus memenuhi standar : valid dan reliable. Tidak semua indikator yang ditetapkan bisa diukur melalui tes. Ada beberapa materi tes, misalnya adalah ; psikotes, pengetahuan (potensi akademik), performance, harus memperhatikan aspek kelayakan (feasibility dan fleksibilitas).
Yang ketiga adalah wawancara, wawancara adalah percakapan formal yang mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima calon pelamar. Tipe wawancara ada individual dan kelompok. Jenis pertanyaan dalam wawancara ada yang terstruktur, tidak terstruktur, campuran, problem solving, stress interview. Pewawancara harus active learning, ramah, menunjukkan perhatian kepada orang lain, terminasi, beri kode jika waktu untuk menjawab telah habis. Evaluasi hasil wawancara ; ada acuan yang harus dievaluasi. Kesaktian dalam wawancara ; hallo effect, leading question, personal biases, dan dominasi pewawancara.
Yang keempat adalah pemeriksaan referensi, maksudnya adalah pemeriksaan berkan atau dokumen pendukung yang lain dari calon peserta didik. Personal referenses menyangkut dengan informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat. Lebih menekankan aspek positiv dari calon. Adapun muatannya adalah ; kemampuan akademik, finansial, menjalani proses pendidikan, performance. Referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon dibuktikan dengan foto copy dokumen tersebut.
Yang kelima adalah evaluasi medis, untuk menunjukkan kesehatan calon. Pelaksana dalam bagian ini adalah harusseorang professional seperti lembaga pendidikan secara mandiri yang menyerahkan kepada lembaga kesehatan. Arahnya adalah untuk mengurangi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asuransi, agar calon peserta didik dapat dengan lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangan kesehatan.
Yang terakhir adalah keputusan penerimaan, setelah semua langkah diatas telah dilakukan, maka yang terakhir dan mesti dilakukan adalah pemberian pengumuman hasil seleksi. Media dalam menyampaikan pengumuman tersebut bisa melalui papan pengumuman, koran , internet dan lain sebagainya.
Setelah proses seleksi dilakukan, maka ada yang disebut dengan penempatan. Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan calon peserta didik yang lulus seleksi pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kondisi lain dari peserta didik. Dasar penempatan bisa di dapat dari hasil seleksi, homogenitas peserta didik, jadwal belajar dan gender.
Setelah proses penempatan selesai dilakukan yang selanjutnya adalah memberikan orientasi, yang dimaksud dengan orientasi adalah proses perkenalan siswa baru yang terkait dengan hak dan kewajibannya, dengan organisasi, dan dengan siswa yang lain. Adapun muatan materi dalam orientasi adalah mengenai masalah-masalah organisasional, pengenalan, hak dan kewajiban, fasilitas, mekanisme, prosedur, ketentuan tentang pembelajaran dan pembimbingan dalam ujian. Bentuk dalam orientasi, ada yang secara formal yaitu dengan adanya acara-acara khusus yang dilakukan oleh organisasi sekolah. Ada yang informal yaitu dengan cara mengajak siswa baru berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak terkait. Manfaat dalam orientasi adalah penyesuaian diri siswa baru, optimalisasi kemampuan serta menumbuhkan kohesifitas.
Langganan:
Postingan (Atom)